Langsung ke konten utama

Satu Hati Dua Ruang

SATU HATI DUA RUANG

Pernah nggak kalian ngalamin cinta bertepuk sebelah tangan? Sialnya, dia adalah cinta pertama. Ditolak mentah-mentah, lalu jahatnya ngasih undangan pernikahan. Hal kaya gini juga dialami oleh Dinda Pramesti Syailendra. 

Kadang, jika kita boleh memilih, ingin rasanya jatuh cinta diwaktu yang tepat. Karena ternyata jatuh cinta disaat yang salah itu juga menyakitkan. Salah, karena Dinda bertemu cinta pertamanya saat dia masih usia belasan tahun. Salah karena usia mereka yang terpaut usia yang cukup jauh. Salah, karena setelah ditolak mentah-mentah, dia gagal move on selama dua tahun.

Sampai akhirnya bertemu Bryan Wirajaya Atmadja, itu pun disaat yang salah juga. Salah, karena terlambat membalas cinta laki-laki baik itu. Laki-laki yang dengan tulus dan sabar menunggu Dinda move on. Laki-laki yang tak akan goyah meski ditolak berkali-kali.

Dua tahun berlalu dan baru menyadari kebaikan hati Bryan, muncul masalah-masalah baru yang rumit. Mulai dari pembulian, cinta segitiga, pertengkaran. Semua itu tiba-tiba mewarnai hubungan mereka berdua.

Akankah mereka sanggup melalui hal-hal buruk itu di usia yang masih sangat muda?
Baca cerita lengkapnya yang berjudul Satu Hati Dua Ruang di www.webcomics.co.id
Jangan lupa vote, comment, share agar Dara Mahveen selalu semangat melahirkan karya-karya baru yang lebih amazing setiap waktu.

Cerita tentang kisah cinta pertama Dinda sebenarnya adalah kisah pilu tentang cinta pertamaku. Dan benar-benar sangat nyakitin. Kalau di antara kalian pernah ngalamin apa yang aku alami pasti tahu bagaimana rasa sakitnya.

Akibat dari rasa sakit yang berkepanjangan itu, saya nggak nafsu untuk serius mencintai laki-laki. Nggak pacaran, dan nggak terlalu memikirkan tentang mencintai. Saya hanya fokus ingin menjadi orang yang dicintai. Menyedihkan ya?

Efek lainnya, aku jadi seperti orang gila. Menyibukkan diri dalam beberapa kegiatan sekolah dan sosial sampai tak peduli mengenai diri sendiri. Sampai akhirnya aku bertemu dengan teman-teman di OSIS dan ROHIS yang amat menyenangkan. Bersama mereka banyak tawa canda yang kadang bisa sedikit meghapus rasa sedihku.

Cerita ini juga aku persembahkan untuk teman-temanku di OSIS. Terima kasih kalian sudah membuat hari-hariku lebih berwarna dan menyenangkan. Berkat kalian aku bisa melupakan tentang cinta pertamaku Dan hal-hal  tentang kalian semua aku tuangkan dalam cerita ini.

Terima kasih juga untuk para pembaca yang selalu setia menunggu lahirnya karya-karya baru saya. Meski kadang kalian tak mengatakan secara langsung jika mendukung saya, ternyata kalian selalu kasih vote dan mendoakan untuk kesuksesan saya.

Terima kasih semuanya....
Saranghae.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bionarasi

Mungkin beberapa orang, asing mendengar kata bionarasi. Sebenarnya bionarasi itu apa? Bionarasi adalah singkatan dari Biodata Narasi. Bukan biodata seperti biasa? Yup, tentu berbeda karena ada kata narasi, otomatis biodatanya berbentuk narasi, atau penjabaran. Jadi, Bionarasi adalah biodata, atau riwayat hidup yang berupa teks, atau paragraf dalam bentuk narasi atau cerita. Secara garis besar adalah cerita perjalanan kita sebagai penulis. Namun, bukan asal bikin cerita, ada aturan dan syarat-syarat dalam membuat biodata narasi. Syarat-Syarat Penulisan Bionarasi ·        Gunakan POV 3 => Dia Kenapa harus pakai POV 3? Karena biodata berisi tentang diri kita sendiri, jadi jangan sampai menimbulkan kesan sombong dan sok yes . Justru sebaliknya, seorang penulis harus terlihat rendah hati, berprestasi dan idola yang patut dikagumi oleh para pembacanya. ·        Jangan Bertele-tele Meskipun isinya berupa biodata ...

POV (Point of View) Dalam Sebuah Cerita

POV, atau yang dikenal juga sebagai sudut pandang, pasti sudah tak asing lagi di telinga para penulis. Saya yakin banyak yang sudah paham, namun ada baiknya jika mengingat kembali agar lebih mengerti dan tidak salah lagi dalam menentukan POV. Sebab, masih ada beberapa penulis yang galau pakai POV, seperti misalnya chapter 1 pakai POV 1, eh chapter berikutnya pakai POV 3 terus balik lagi pakai POV 1. Kalau kaya gitu, bukan hanya penulisnya yang galau, editornya pun mendadak kena tekanan darah tinggi. So, mari kita belajar bersama mengenai POV, atau sudut pandang agar lebih terang benderang dalam menempatkan tokoh dalam cerita. Sebelum membahas lebih jauh mengenai POV, ada baiknya jika tahu pengertian POV. Pengertian POV POV adalah arah pandang seorang penulis di dalam menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut terasa lebih hidup dan tersampaikan dengan baik kepada pembaca, atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang merupakan cara penulis menemp...

Cara Menjadi Penulis

Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana sih cara menjadi penulis?  Padahal saya juga bukanlah seorang penulis terkenal. Saya hanya penulis pemula yang memberanikan diri mengirimkan naskah ke salah satu media online dan alhamdulillah diterima. Dan kalau diingat lagi tulisan pertama saya sungguh sangat memalukan. Beneran malu setengah mati sama editornya. Kesalahan tanda baca di mana-mana. Tidak menggunakan kata baku, asal aja pokoknya yang penting nulis. Waktu itu saya benar-benar tidak ada ilmu menulis sama sekali. Dan anehnya diterima sama penerbit sekelas mayor. Itu namanya MUJUR. Mujur juga karena ketemu editor yang super sabar. Sampai saat saya dikasih kesempatan revisi sebanyak dua kali dia masih bisa bilang: ayo dong semangat . Jangan menyerah. Ide ceritamu itu bagus, jangan dikalahkan sama putus asamu. Down itu pasti, ya. Bayangin aja, saya kirim naskah dari akhir tahun 2017, digantung selama 3 bulan. Saya tanyain belum ada respon. Sebulan kemudian saya tanya...